Perjalanan hidup anak petani
Karya : Khairul Rahmawan
Ryza
adalah anak Pak Sulaiman seorang petani dari sebuah desa yang terletak di
daerah Jawa Tengah. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil di dekat sawah.
Kehidupan keluarga kecil ini sangat sederhana, apalagi bila malam tiba keadaan
menjadi agak gelap hanya diterangi sebuah lampu teplok yang berada di ruang
tengah.
Seperti biasa pagi ini Ryza
berangkat ke sekolah seperti biasa. Dia bersepeda menuju sekolah dengan santai.
Sesampainya di sekolah dia masuk ke
kelas dan mengikuti pelajaran. Tetapi tiba-tiba Ryza dipanggil oleh Pak Herman
agar nanti menemuinya di kantor.
“Ryza,
nanti tolong temui bapak di kantor,”
ucap Pak Herman
“Baik Pak,”
jawab Ryza.
Setelah bel
pulang sekolah Ryza langsung menuju ke kantor untuk menemui Pak Herman.
“permisi
Pak, ada perlu apa ya Pak tadi bapak memanggil saya?” tanya Riza
“Jadi
begini, sebentar lagi kan ada ujian, tapi kamu belum melunasi spp selama empat
bulan, tolong samapaikan kepada orangtuamu ya”
Sambil
berpikir agak panjang Ryza pun menjawab.
“I.. i.. iya pak” jawab Ryza sambil terbata-bata.
Dalam perjalanan pulang Ryza terus
memikirkan apa yang dikatakan Pak Herman tadi, dia samapai hampir menabrak
pohon di tepi jalan karena tidak berkonsentrasi mengendarai sepeda onthelnya.
Sesampainya
di rumah Ryza membantu Ibunya mencuci piring dan menyapu. Di malam hari yang
gelap Ryza belajar ditemani orangtua dan adiknya. Ryza bercerita tentang
kejadian di sekolah tadi.
Tapi jawaban
dari Pak Sulaiman hanyalah “Kamu belajar saja. Masalah itu gak usah kamu
pikirkan, besuk akan bapak bayar”
Didalam hatinya Ryza berpikir dari mana bapak
punya uang ya. Tapi, ah sudahlah, apa yang bapak ucapkan ada benarnya, mending
aku lanjutin belajar saja karena ujian sebentar lagi akan dilaksanakan.
Dua minggu kemudian, hari ini adalah
hari pertama ujian, terlihat wajah tegang dari beberapa teman Ryza. Tapi beda
halnya dengan teman-temannya wajah Ryza malah terlihat gembira, karena ini
adalah hari yang dia tunggu agar dia bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi lagi.
Setelah
menyelesaikan ujian Ryza berharap-harap cemas, apakah nilainya akan sesuai yang
dia harapkan.
Dimasa tenang setelah ujian Ryza tidak hanya diam
dirumah, dia membantu Pak Sulaiman untuk panen di sawah dibawah terik matahari.
Mungkin hala tersebut tidak dilakukan oleh orang seumuran dengan dia apalagi
Ryza adalah seorang perempuan. Tapi itu tidak membuat Ryza mengeluh, dia tetap
melakukannya dengan senang hati.
Hari yang ditunggu telah
tiba, hari dimana akan diumumkannya kelulusan. Ryza dan teman-temannya tegang,
tetapi beberapa saat kemudian ketegangan
berubah menjadi kebahagiaankarena Ryza dan teman-temannya dinyatakan
lulus terlebih untuk Ryza, dia berhazil menjadi lulusan terbaik di
sekolahannya.
Ryza mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi. Riza mendapat beasiswa dari sebuah universitas negeri di
Jakarta. Sehingga Ryza harus meninggalkan keluarganya di dwsa yang indah penuh
dengan bukit dan sawah, menuju ke keramaian Ibukota.
Dua bulan kemudian Ryza bersiap-siap berangkat menuju Jakarta. Sebelum berangkat dia
berpamitan pada kedua orangtuanya. Pak Sulaiman berpesan kepadanya “Baik-baik
disana ya, kamu harus pergi untuk meraih cita-citamu.” Ucap Pak Sulaiman
“Baik Pak,
sya tidak akan mensia-siakan kerja keras bapak selama ini untuk menyekolahkan
aku.” Ucap Ryza sambil menangis
“itu memang
sudah kewajiban bapak untuk menyekolahkan kamu, jangan bersedih Ryza” ucap Pak
Sulaiman sambil menenangkan Ryza.
Akhirnya Ryza berangkat menggunakan bis untuk menuju
Jakarta dan melanjutkan Sekolahnya diperguruan tinggi. Dia pergi bersama sejuta
cita-citanya yang ada dibenaknya untuk dapat merubah nasib hidup keluarganya.
Tidak ada yang menyangka memang seorang anak petani dapat melanjutkan ke bangku
Universitas di Jakarta.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar